Monday, March 28, 2011

PTDI Kembangkan CN-235 Anti-Kapal Selam

CN235-220 MPA. (Foto: antarafoto.com)

11 Juli 2009, Bandung -- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan mengembangkan pesawat terbang CN-235 Anti-Submarine atau antikapal selam yang menjadi varian terbaru dari produk pesawat terbang berbaling-baling itu.

"Teknologinya sudah siap, SDM sudah kita miliki. Mereka punya pengalaman merakit dan memodifikasi pesawat jenis itu," kata Direktur Aircraft Integration PTDI, Budi Wuraskito di Bandung, Sabtu.
Menurut dia, PTDI memiliki SDM yang cukup untuk membuat pesawat terbang antikapal selam. Selama ini sekitar 40 SDM PTDI terlibat dalam pembuatan dan modifikasi pesawat terbang anti kapal selam di Turki.

Pesawat terbang jenis itu dimodifikasi versi militer yang dilengkapi teknologi, persenjataan dan rudal untuk melumpuhkan kapal selam.

"Mereka baru kembali empat bulan lalu setelah menuntaskan pengerjaan pesawat antikapal selam di Turki, teknologinya sudah kita kuasai," kata Budi.

PTDI sendiri saat ini telah mampu mengembangkan dan memproduksi CN-235 MPA atau patroli maritim yang menjadi andalan produk perusahaan dirgantara Indonesia itu.

Sedangkan pesawat anti-submarine, katanya segera akan dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi dan keunggulan CN-235.

"Beberapa negara tertarik dan berminat membeli CN-235 antikapal selam ini, salah satunya Malaysia yang memanfaatkan kunjungan Menteri Pertahanannya untuk melakukan pembicaraan dengan pihak PTDI," ungkapnya.

Malaysia merupakan salah satu negara pengguna CN-235 di samping Korea Selatan dan beberapa maskapai penerbangan lokal di beberapa negara lainnya.

PTDI hingga saat ini telah memproduksi pesawat CN-235-220 sebanyak 250 unit, NC 212-200 sebanyak 102 unit, helikopter Super Puma NAS 332 sebanyak 19 unit, Helikopter NBELL 412 sebanyak 31 unit dan Helikopter NBO 105 sebanyak 122 unit.

Sedangkan produk pesawat terbang yang sedang dikerjakan dan akan selesai adalah satu unit CN-235 MPA pesanan Korsel (2010), satu NC 212-400 lisensi EADS-CASA pesanan PT Airfast (2010), satu N19 prototype hasil rancang bangun PTDI (2013) dan satu unit pesawat ampibi lisensi Donier Seawings (2013).